“Perkara Hilang dan Kembali Berkali-kali”
Kau yang teralu asik dengan duniamu
Atau aku yang terlalu menikmati hidupku
Seperti terperangkap dalam zona yang
yang sama hanya berlawan arah
Cara yang sering membuat manusia
yang ada didalamnya jauh berada dikedalaman hingga tanpa sadar ataupun
perlahan mulai menyadari ruang sudah mulai gelap, kembali bukan berarti
menemukan jalan yang benar dan tujuan awal. Bukan berarti niat tak membelenggu
hanya saja langkah yang mulai dikuasai oleh fikiran.
Sebelumnya masing-masing
berjalan jauh tanpa terasa jarak itu nyata walaupun dulu sempat merasa jarak
hanya ujian tapi nyatanya jarak adalah boomerang.
Jarak yang harusnya lebih
mendekat, menjadi jalur yang rusak akibat bolak balik berbeda jalan dengan cara
yang tak sama.
Tujuan awal, mulai merangkul
jarak dengan mencoba berbalik arah kembali tanpa ada persimpangan mulai
tersesat.
Kau mulai mendengar melihat pada
arah yang lain yang kau kira jauh lebih mendekap. Atau bisa saja kau kembali
kelewatan arah. Hingga tujuan awalmu hanya menjadi persinggahan tujuan yang
pernah kau redam dan kau lupakan.
Dan akupun mulai menikmati jalur
yang rusak ini, aku mulai menikmati setiap jengkal kerusakan ini. Aku hanya
pura-pura bodoh dan tak tau kalau jalan ini tak sebaik peta yang dulu pernah
kita buat. Dan kau pun menyukai kebodohan itu.
Kau harus menyadari jika
disetiap lelahku aku singgah ditempat yang memberiku teduh saat terik panas dan
derasnya hujan, serta memberiku petunjuk jalan. Walaupun jalan itu tak berujung
pada tujuanku, setidaknya aku mulai mengukir impian meskipun akhirnya hanya
sebatas mimpi.
Aku lebih memilih berjalan tanpa
menaiki kereta api, kau tau kenapa?
Karena kereta api hanya mondar
mandir di rell yang sama. Menghabiskan tenaga tanpa ada akhir, Dari mulai ia
dilahirkan hingga ia mesti dimusnakan. Melihat kereta api saja rasanya sudah
lelah apa lagi jika berkali-kali menjelma menjadi kereta api.
![]() |
"Kau terlalu apik dalam merangkai janji
dan
aku terlalu klasik untuk mendengar janjimu."
|