Kamis, 29 November 2018

Kau yang teralu asik dengan Duniamu atau aku yang terlalu menikmati Hidupku


“Perkara Hilang dan Kembali Berkali-kali”

Kau yang teralu asik dengan duniamu
Atau aku yang terlalu menikmati hidupku


Seperti terperangkap dalam zona yang yang sama hanya berlawan arah

Cara yang sering membuat manusia yang ada didalamnya jauh berada dikedalaman hingga tanpa sadar ataupun perlahan mulai menyadari ruang sudah mulai gelap, kembali bukan berarti menemukan jalan yang benar dan tujuan awal. Bukan berarti niat tak membelenggu hanya saja langkah yang mulai dikuasai oleh fikiran.
Sebelumnya masing-masing berjalan jauh tanpa terasa jarak itu nyata walaupun dulu sempat merasa jarak hanya ujian tapi nyatanya jarak adalah boomerang.
Jarak yang harusnya lebih mendekat, menjadi jalur yang rusak akibat bolak balik berbeda jalan dengan cara yang tak sama.
Tujuan awal, mulai merangkul jarak dengan mencoba berbalik arah kembali tanpa ada persimpangan mulai tersesat.
Kau mulai mendengar melihat pada arah yang lain yang kau kira jauh lebih mendekap. Atau bisa saja kau kembali kelewatan arah. Hingga tujuan awalmu hanya menjadi persinggahan tujuan yang pernah kau redam dan kau lupakan.
Dan akupun mulai menikmati jalur yang rusak ini, aku mulai menikmati setiap jengkal kerusakan ini. Aku hanya pura-pura bodoh dan tak tau kalau jalan ini tak sebaik peta yang dulu pernah kita buat. Dan kau pun menyukai kebodohan itu.
Kau harus menyadari jika disetiap lelahku aku singgah ditempat yang memberiku teduh saat terik panas dan derasnya hujan, serta memberiku petunjuk jalan. Walaupun jalan itu tak berujung pada tujuanku, setidaknya aku mulai mengukir impian meskipun akhirnya hanya sebatas mimpi.
Aku lebih memilih berjalan tanpa menaiki kereta api, kau tau kenapa?
Karena kereta api hanya mondar mandir di rell yang sama. Menghabiskan tenaga tanpa ada akhir, Dari mulai ia dilahirkan hingga ia mesti dimusnakan. Melihat kereta api saja rasanya sudah lelah apa lagi jika berkali-kali menjelma menjadi kereta api.








"Kau terlalu apik dalam merangkai janji
dan
aku terlalu klasik untuk mendengar janjimu."