Minggu, 11 Desember 2011

LAPORAN IMT "TEST SEKAM"


PENDAHULUAN
Praktikum Industri Makanan Ternak kali ini membahas materi tentang test sekam. Sekam merupakan kulit gabah hasil samping dari proses penggilingan padi. Dari penggilingan padi juga akan menghasilkan dedak, dimana dedak padi ini terdiri dari kulit ari, menir dan sekam. Jumlah sekam dalam dedak padi sangat mempengaruhi kualitas dedak. Dedak padi dengan kandungan sekam yang tinggi mempunyai kualitas nutrisi yang rendah (jelek).
Sekam tidak layak dijadikan bahan pakan ternak karena kandungan serat kasar yang tinggi dalam sekam tersebut yaitu sekitar 35.5%. pakan yang mengandung dedak dengan kandungan sekam 10% biasanya kurang begitu berpengaruh, tetapi jika kandungan sekam lebih dari 10% akan dapat menurunkan performan ternak ayaym broiler dan menurunkan produksi ayam petelur. Untuk ternak ruminansia, kandungan sekam dalam dedak masih dapat ditolerir tidak lebih dari 25% karena ternak ruminansia memerlukan serat lebih tinggi dibanding unggas.
Kandungan seakm mempunyai korelasi positif terhadap kandungan serat kasar. Semakin tinggi kandunagn sekam semakian tinggi juga kandungan serat kasarnya. Oleh karena itu, perlu ada batasan dan teknik untuk mengetahui apakah kandungan seaam dalam dedak normal atau tidak. Test sekam dapat dilakukan dengan larutan phloroglucinol 1%. Sekam dari dedak padi akan berwarna merah jika terendam dalam larutan phloroglucinol 1%. Sebaran warna merah menandakan kadar sekam dari dedak padi tersebut.
Tujuan paraktikum test sekam ini yaitu untik mengetahui kualitas deadkyang digunakan dalam praktikum ini, untuk mengetahui bagaimana cara mengukur lkadar sekam yang terdapat dalam dedak dan untuk mengetahui berapa nilai kadar sekam itu sendiri.
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini yaitu dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang pengukuran kualitas bahan pakan, memberi pengalaman-pengalaman baru kepada mahasiswa tentang nutrisi dan makanan ternak serta mahasiswa dapat mempraktekkan secara langsung kegitan pengukuran test sekam tersebut.























TINJAUAN PUSTAKA
Sekam adalah bagian dari bulir padi-padian (serealia) berupa lembaran yang kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang melindungi bagian dalam (endospermium dan embrio). Sekam dapat dijumpai pada hampir semua anggota rumput-rumputan (Poaceae), meskipun pada beberapa jenis budidaya ditemukan pula variasi bulir tanpa sekam, misalnya jagung dan gandum (Wahju, J . 1997)
Menurut Abriyanto wahyu (2007) kandungan sekam mempunyai korelasi positif terhadap kandungan serat kasar. Semakin tinggi kandungan sekam, semakin tinggi juga kandungan serat kasarnya. Oleh karena itu perlu ada batasan dan teknik untuk mengetahui apakah kandungan sekam normal atau tidak. Kandungan sekam umumnya kurang dari 13 %, namun seringkali ditemukan dedak padi yang kandungan sekamnya lebih dari 15% (Supriyati, 1997). Untuk menghindari penggunakan penggunaan dedak padi dengan kandungan sekam lebih dari 15%, perlu dilakukan test dengan Flourogucinol. Karena telah diketahui bahwa flouroglucinol tidak bereaksi dengan dedak namun memberikan warna merah pada kulit padi (sekam). Uji dengan flouroglucinol ini juga bisa mendeteksi jika dedak padi di campur atau terkontaminasi dengan serbuk gergaji, karena pada prinsipnya flouroglucinol bereaksi dengan lignin yang ada dalam kulit padi.
Sekam adalah kulit gabah hasil samping dari proses penggilingan padi. Sekam tidak layak sebagai bahan pakan ternak karena kandungan serat kasar tinggi (35.3%). Pakan yang mengandung dedak dengan kandungan sekam 10% biasanya kurang berpengaruh, tetapi lebih dari 10% akan menurunkan performan ternak ayam broiller dan menurunkan produksi ayam petelur (Rasyaf M, 1994). Untuk ternak ruminansia kandungan sekam dalam dedak masih bisa ditelorir tidak lebih dari 25% karena ternak ruminansia memerlukan serat lebih tinggi dibandingkan dengan unggas.
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% dari bobot gabah. Sekam padi memiliki komponen utama seperti selulosa (31,4 – 36,3 %), hemiselulosa (2,9 – 11,8 %) , dan lignin (9,5 – 18,4 %) (Champagne, 2004).
Menurut Atmadja (2009) hasil panen padi dari sawah disebut gabah. Gabah tersusun dari 15-30% kulit luar (sekam), 4-5% kulit ari, 12-14% katul, 65-67% endosperm dan 2-3% lembaga. Sekam membentuk jaringan keras sebagai perisai pelindung bagi butir beras terhadap pengaruh luar. Kulit ari bersifat kedap terhadap oksigen, CO2 dan uap air, sehingga dapat melindungi butir beras dari kerusakan oksidasi dan enzimatis. Lapisan katul merupakan lapisan yang paling banyak mengandung vitamin B1. Selain itu katul juga mengandung protein, lemak, vitamin B2 dan niasin. Endosperm merupakan bagian utama dari butir beras. Komposisi utamanya adalah pati. Selain pati, endosperm juga mengandung protein dalam jumlah cukup banyak, serta selulosa, mineral dan vitamin dalam jumlah kecil. Sekam merupakan 15-30% bagian gabah. Fungsi sekam antara lain melindungi kariopsis dari kerusakan, serangan serangga dan serangan kapang.
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%, dedak antara 8- 12% dan beras giling antara 50-63,5%. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem lingkungan ( Dina Karunia, 2008). Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia penting. Dengan komposisi kandungan kimia, sekam dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di antaranya: (a) sebagai bahan baku pada industri kimia, terutama kandungan zat kimia furfural yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri kimia, (b) sebagai bahan baku pada industri bahan bangunan,terutama kandungan silika (SiO 2 ) yang dapat digunakan untuk campuran pada pembuatan semen portland, bahan isolasi, husk-board dan campuran pada industri bata merah, (c) sebagai sumber energipanas pada berbagai keperluan manusia,kadar selulosa yang cukup tinggi dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil.
Menurut Thiara Mardi (2009) komposisi kimia sekam padi adalah sebagai berikut :
-          kadar air : 9.02%
-          protein kasar : 3.03%
-          lemak : 1.18%
-          serat kasar : 35.68%
-          abu : 17.17%
-          karbohidrat dasar : 33.71%
-          karbon (zat arang) : 1.33%
-          hydrogen : 1.54%
-          oksigen : 33.64%
-          silika : 16.98%


















MATERI DAN METODA
Waktu dan Tempat
            Praktikum Industri Makanan Ternak yang membahs materi test sekam dilaksanakan pada hari Rabu, 6 Mei 2010 pada pukul 14.00-16.30 wib yang bertempat dilaboratorium makanan ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
Materi
            Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cawan Petri (masing-masing kelompok 4 buah cawan), pipet tetes, ayakan mesh 40, larutan phloroglucinol 1%, dedak dan sekam.s
Metoda
            Siapkan sampel standar sekam terlebih dahulu sebelum melakukan test sekam. Sampel standar sekam yang digunakan yaitu 10%, 15% dan 20%. Cara membuat sekam standar yaitu timbang dedak untuk sekam standar 10%, 15% dan 20% secara berurutan yaitu 9 gr, 8.5 gr dan 8 gr, sebelum ditimbang dedak di ayak terlebih dahulu. Kemudian timbang sekam dengan porsi 1 gr, 1.5 gr dan 2 gr. Campurkan dedak dan sekam tersebut sesuai dengan sekam standar yang digunakan. Sekam standar ini dibuat untuk kelompok besar.
            Setelah sampel standar sekam siap, maka kita sudah dapat mulai melakukan test sekam denagn larutan phloroglucinol 1%. Caranya yaitu denagn menimbang sampel standar sekam 10%, 15% dan 20% masing-masing sebanyak 1 gr. Lalu timbang sampel dedak padi dari kelompok masing-masing (kelompok kecil) sebanyak 1 gr. Letakkan masing-masing sampel dalam cawan petri secara merata. Masukkan larutan phloroglucinol 1% kedalam masing-masing bahan tersebut dengan mengunakan pipet tetes sebanyak 5 ml. Goyang-goyangkan cawan petri hingga bahna tersebut bercampur merata dengan larutan phloroglucinol 1%. Tunggu selama 10 menit, kemudian amati perubahan warnanya. Bandingkan hasil yang didapat dengan sampel standar.































HASIL DAN PEMBAHASAN
            Dari pengamatan test sekam yang dilakukan, maka didapat hasil sebagai berikut :
 - Kelompok 1
            Asal dedak
            Nama toko                  : Rizki Jaya
            Alamat                        : Depan tugu juang
            Hasil pengujian           : Kadar sekam dalam dedak > 20%
            Keterangan                  : Kualitas jelek
 - Kelompok 2
            Asal dedak
            Nama toko                  : Inti Unggas
            Alamat                        : Talang Bakung
            Hasil pengujian           : Kadar sekam dalam dedak > 20%
            Keterangan                  : Kualitas jelek
 - Kelompok 3
            Asal dedak
            Nama toko                  : Buana Jaya
            Alamat                        : Talang Banjar
            Hasil pengujian           : Kadar sekam dalam dedak > 20%
            Keterangan                  : Kualitas jelek
 - Kelompok 4
            Asal dedak
            Nama toko                  : Din Jaya
            Alamat                        : Depan tugu juang
            Hasil pengujian           : Kadar sekam dalam dedak > 20%
            Keterangan                  : Kualitas jelek
 - Kelompok 5
            Asal dedak
            Nama toko                  : Din Jaya
            Alamat                        : Depan tugu juang
            Hasil pengujian           : Kadar sekam dalam dedak > 20%
            Keterangan                  : Kualitas jelek
 - Kelompok 6
            Asal dedak
            Nama toko                  : Sumber Harapan
            Alamat                        : Jln. Lintas timur
            Hasil pengujian           : Kadar sekam dalam dedak > 20%
            Keterangan                  : Kualitas jelek
            Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa kadar sekam dedak padi dari semua kelompok yaitu lebih 20%. Berdsarkan diktat penuntun praktikum Industri Makanan Ternak, kadar sekam yang lebih dari 20% ini menandakan bahwa dedak yang digunakan mempunyai kualitas yang jelek, dimanan kadar sekam yang direkomendsaikan untuk dedak yaitu minimal 20%.
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%, dedak antara 8- 12% dan beras giling antara 50-63,5%. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem lingkungan ( Dina Karunia, 2008). Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia penting. Dengan komposisi kandungan kimia, sekam dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di antaranya: (a) sebagai bahan baku pada industri kimia, terutama kandungan zat kimia furfural yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri kimia, (b) sebagai bahan baku pada industri bahan bangunan,terutama kandungan silika (SiO 2 ) yang dapat digunakan untuk campuran pada pembuatan semen portland, bahan isolasi, husk-board dan campuran pada industri bata merah, (c) sebagai sumber energipanas pada berbagai keperluan manusia,kadar selulosa yang cukup tinggi dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil.
Sekam adalah kulit gabah hasil samping dari proses penggilingan padi. Sekam tidak layak sebagai bahan pakan ternak karena kandungan serat kasar tinggi (35.3%). Pakan yang mengandung dedak dengan kandungan sekam 10% biasanya kurang berpengaruh, tetapi lebih dari 10% akan menurunkan performan ternak ayam broiller dan menurunkan produksi ayam petelur (Rasyaf M, 1994). Untuk ternak ruminansia kandungan sekam dalam dedak masih bisa ditelorir tidak lebih dari 25% karena ternak ruminansia memerlukan serat lebih tinggi dibandingkan dengan unggas.
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% dari bobot gabah. Sekam padi memiliki komponen utama seperti selulosa (31,4 – 36,3 %), hemiselulosa (2,9 – 11,8 %) , dan lignin (9,5 – 18,4 %) (Champagne, 2004).
Menurut Abriyanto wahyu (2007) kandungan sekam mempunyai korelasi positif terhadap kandungan serat kasar. Semakin tinggi kandungan sekam, semakin tinggi juga kandungan serat kasarnya. Oleh karena itu perlu ada batasan dan teknik untuk mengetahui apakah kandungan sekam normal atau tidak. Kandungan sekam umumnya kurang dari 13 %, namun seringkali ditemukan dedak padi yang kandungan sekamnya lebih dari 15% (Supriyati, 1997). Untuk menghindari penggunakan penggunaan dedak padi dengan kandungan sekam lebih dari 15%, perlu dilakukan test dengan Flourogucinol. Karena telah diketahui bahwa flouroglucinol tidak bereaksi dengan dedak namun memberikan warna merah pada kulit padi (sekam). Uji dengan flouroglucinol ini juga bisa mendeteksi jika dedak padi di campur atau terkontaminasi dengan serbuk gergaji, karena pada prinsipnya flouroglucinol bereaksi dengan lignin yang ada dalam kulit padi.



KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
            Dari praktikum test sekam ini dapat disimpulkan bahwa jumlah sekam dalam dedak padi sangat mempengaruhi kualitas dedak. Semakin tinggi kandungan sekam dalam dedak, maka dedak akan mempunyai kualitas nutrisi yang rendah. Pakan yang mengandung dedak dengan kandungan sekam 10% biasanya berpengaruh pada performan dan produksi unggas, akan tetapi untuk ternak ruminansia kandunag sekam masih bisa ditolerir hingga 25%. Untuk mengetahui kandunagn sekam dalam dedak dapat dilakukan analisis dilaboratorium dengan menggunakan larutan phloroglucinol 1%. Prinsip kerjanya yaitu tidak bereaksi dengan dedak namun dapat memberikan warna merah pada kulit padi (sekam).
                                                                Saran                               
Untuk pelaksanaan praktikum selanjutnya, diharapkan kepada praktikan agar dapat mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar. Selain itu diharapkan juga kepada praktikan agar dapat datang tepat waktu, tertib dan tidak membuat keributan pada saat praktikum.





DAFTAR PUSTAKA
Abriyanto Wahyu. 2007. Analisa Dedak Padi Untuk Pakan Sapi. 7 mei 2010. http://duniasapi.com/analisa-dedak-padi-untuk-pakan-sapi/

Atmadja. 2009. Teknologi Pengolahan Beras. 7 Mei 2010. http://topagriculture.blogspot.com/2009/05/teknologi-pengolahan-beras.html

Champagne, Elaine T. 2004. RICE: Chemistry and Technology. American Association of Cereal Chemists Inc. St.Paul, Minnesota, USA

Dina Karunia. 2008. Kandungan Kimia Sekam Padi. 7 Mei 2010. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081110202957AA1CBsE

Rasyaf,M.1994.Ransum Ayam Broiler.Aksi agraris Kanisius.Yogyakarta
Supriyati.1997.Pengujian Makanan Ayam Petelur.Kanisius.Yogyakarta
Thiara Mardi. 2009. Sekam Padi Sebagai Energi Alternatif. 7 Mei 2010. http://blog.uns.ac.id/members/tara/

Wahyu,j.1997.Ilmu Nutrisi Unggas.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta